Ibaratkan hujan, bonus demografi bisa membawa berkah maupun kerugian. Hujan bisa memberikan berkah seperti meningkatnya kesuburan tanaman. Bonus demografi yang ditandai dengan melimpahnya penduduk usia angkatan kerja (15-64 tahun) yang jauh lebih banyak dibandingkan penduduk usia angkatan non-kerja (di bawah 14 tahun dan di atas 64 tahun) bisa memberikan berkah seperti meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, hujan bisa menyebabkan kerugian seperti kebanjiran. Melimpahnya penduduk usia produktif pun bisa menjadi malapetaka tersendiri apabila tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik seperti meningkatnya angka pengangguran. Faktanya adalah Indonesia mulai memasuki era bonus demografi yang...
26 April 2017
14 February 2017
Tagged under: Life, Life-architecture, Life-logging, Self-development
Life-logging: Garap Data Pribadi Lebih Dalam di Tahun 2017
Istilah life-logging, quantified-self maupun personal analytics baru terdengar di telingaku akhir-akhir ini. Ternyata, melakukan entri data seperti mencatat pengeluaran per hari yang aku lakukan di tahun-tahun sebelumnya merupakan bagian dari istilah tersebut. Di tahun 2017 ini pun, aku memulai mengambil data yang kuhasilkan sehari-hari hingga ke level yang lebih detail, hingga ke waktu spesifik dan kali ini, tidak hanya mengenai data pengeluaran saja. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai data-data yang kuhasilkan dari berbagai macam sisi sekaligus menjadi proyek pribadi “iseng-isengan” dan “seru-seruan”. Secara keseluruhan framework dari proyek yang aku...
22 January 2017
Tagged under: Life, Life-architecture, Self-development
Review Akhir Tahun 2016: Overview
Pergantian tahun merupakan sebuah momentum untuk menilik apa yang telah dilakukan selama satu tahun ke belakang sekaligus merancang arsitektur kehidupan di tahun selanjutnya. Merancang resolusi tahunan dan tujuan spesifik dapat membantu kita untuk memfokuskan energi pada hal-hal yang menurut kita penting. Aku mulai merancang sebuah arsitektur tujuan pada tahun 2014, sayangnya tujuan tersebut terlalu umum, tidak spesifik, tidak memiliki batas waktu yang spesifik, tidak memiliki tahap demi tahap yang spesifik, sehingga tujuan tersebut hanya berakhir menjadi sebuah untaian kata-kata semata. Melirik dari kesalahanku yang bisa dibilang kurang bijak dalam merancang tujuan dan kurangnya...
Subscribe to:
Posts (Atom)