Pasca
hengkang dari Lazada pada 15 Juli 2016, aku pun bergegas untuk mencari
pekerjaan terbaru, terutama pekerjaan dengan titel seorang Data Scientist,
kombinasi dari seseorang yang ahli statistika dan pemrograman. Pada dasarnya
Lazada memiliki Data Scientist namun tidak untuk skala lokal, melainkan
regional. Sebut saja nama seperti Kai Xin Thia, yang juga menjadi Co-Founder
DataScience SG (Singapura). Aku yang bertitel Data Analyst sebenarnya memiliki
celah untuk melakukan analisis statistika, namun aku harus fokus pada hal yang
lebih berkutat pada statistika deskriptif (report),
ekstrak data dari database dan
pemrograman.
Aku
merasakan perbedaan yang sangat jauh ketika pertama kali mencari pekerjaan
pasca wisuda, dengan mencari pekerjaan saat aku sudah pernah bekerja
sebelumnya. Meskipun hanya 2,5 bulan, aku telah mempelajari banyak hal seperti:
- Menulis clean code
- Membuat workflow terstruktur
- Mengekstrak data menggunakan MySQL
- Mengetahui dasar dari web programming menggunakan PHP, HTML, CSS dan Javascript menggunakan Code Igniter sebagai framework
- Sedikit demi sedikit memahami Linux dan penjadwalan menggunakan Cron Job
- Semakin nyaman dengan Python
- Menggunakan R dengan library yang belum pernah dipakai sebelumnya
- Mengetahui ruang lingkup dunia kerja, sistem dan manajemennya
- Memahami ekosistem e-commerce
Sempat
vakum dari dunia kerja selama satu minggu (18 Juli 2016 – 22 Juli 2016),
akhirnya, aku mendarat kembali, kali ini di perusahaan yang berkutat pada Big
Data Analytics. Jelas, sebuah perbedaan yang cukup besar, ketika aku masih
menjadi fresh graduate, yang entah
ingin terjun di ranah mana, waktu tunggu yang kutempuh adalah 74 hari (dari
tanggal wisuda) atau 94 hari (dari tanggal yudisium). Sedangkan pada jilid
kedua, waktu tunggu yang kutempuh adalah 7 hari (dari tanggal uji coba) atau 14
hari (dari tanggal resmi), aku pun bergerak lebih cepat.
Perjalanan
mencari pekerjaan jilid kedua dimulai meskipun aku sempat ingin bersantai
sejenak, membebaskan diri dari ranah 9-to-5. Aku tidak terlalu menembak
perusahaan, namun lebih menembak ke pekerjaan apa yang akan kulakukan, at least, relevan dan berkutat dengan
data dan analisis. Meskipun begitu, ada satu perusahaan yang kutembak dari
dulu, yaitu Tokopedia. Sebelumnya, aku pun pernah melamar sebagai Data Analyst
di Tokopedia pada jilid pertama. Satu tahun sebelum resmi menjadi wisudawan
pun, aku sudah menargetkan Tokopedia sebagai tempat pelabuhanku. Seakan-akan menjadi
Nakama menjadi impianku.
Pada
percobaan kedua ini, aku tidak hanya melamar pada satu pekerjaan spesifik di
Tokopedia. Pekerjaan yang relevan dengan data selain Data Analyst seperti
Digital Analyst, Fraud Analyst dan Data Scientist, semuanya aku lamar. Aku pun
mendapatkan undangan sebagai Fraud Analyst dan Data Scientist dengan dua jalur
tahap tes yang berbeda. Keduanya, relevan dengan ilmu statistika yang kumiliki,
namun dari itu, Data Scientist mensyaratkan kemampuan pemrograman yang mumpuni
dibandingkan Fraud Analyst.
Aku
sudah membayangkan bekerja sebagai Fraud Analyst menggunakan alat statistika
seperti outlier detection, anomaly detection, supervised learning
dan clustering untuk melihat hal-hal
mencurigakan dalam data yang diduga sebagai fraud.
Kalau perlu, aku dapat membuat otomisasi untuk mengirimkan alarm seperti halnya pada pekerjaanku sebelumnya, namun kali ini
lebih mendalam dengan menggunakan alat statistika dan machine learning yang tepat agar dapat menurunkan persentase false positive dan false negative dalam prediksi.
Pada
tes Fraud Analyst, aku diundang untuk mengikuti wawancara HR sebagai penjajakan
awal. Kelemahan terbesarku adalah, apa yang kubayangkan dan kurencanakan, tidak
bisa kutuangkan dalam bentuk realita sepenuhnya. Able to sell yourself dan menyakinkan orang lain merupakan
kemampuan yang sangat penting dimiliki. Sayangnya, pada akhirnya, aku
mengulangi kegagalan yang sama, gagal melewati blokade HR. Padahal, akan lebih
nyaman dan nyambung, kalau wawancara (ngobrol) dengan user secara langsung untuk melihat kebutuhan dan requirement yang memang mereka inginkan.
Selain
itu aku pun mengikuti tes Data Scientist via Hackerrank secara online. Aku pun
hanya mampu menjawab dua dari lima pertanyaan pemrograman (meskipun pada akhirnya,
pertanyaan ketiga bisa kujawab setelah mengikuti tes). Tes yang diberikan
benar-benar pure pemrograman dan
tidak ada analisis data sama sekali. Aku yang merupakan lulusan statistika
tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan pemrograman yang sudah memasuki
level advance seperti stacking. Dan pada akhirnya, aku menutup
kemungkinan sepenuhnya untuk menjadi bagian dari Nakama sebagai Fraud Analyst
maupun Data Scientist untuk saat ini.
Pada
hari yang bersamaan dengan tes wawancara Fraud Analyst di Tokopedia, aku
diundang untuk mengikuti trial di
Mediatrac selama seminggu. Titel yang tertulis adalah Data Engineer, namun pada
dasarnya, pekerjaan yang akan kuhadapi lebih mengarah ke Data Scientist,
melakukan analisis data menggunakan metode statistika maupun machine learning, persis seperti hal
yang kutargetkan dari awal.
Selama
satu minggu itu pun, aku melakukan analisis data untuk mengelompokkan daerah di
Jakarta berdasarkan kemiripannya dilihat dari segmentasi daerahnya (apakah
condong ke daerah bisnis, komersial, ibadah, otomotif ataupun lainnya). Metode
yang kugunakan adalah metode unsupervised
learning yang sudah sangat sering digunakan yaitu k-means. Pada dasarnya, banyak kemungkinan metode dan pendekatan
lain yang dapat kugunakan seperti menggunakan metode kohonen SOM. Dari satu
minggu itu saja, aku sudah mempelajari hal baru dalam menggunakan library di R yang belum pernah kugunakan
sebelumnya seperti ggmap, reshape dan slidify, serta menggunakan fungsi dan pengulangan secara lebih
mendalam.
Aku
pun sempat menjajak e-commerce lain
seperti OLX dan Bukalapak. Di OLX, aku diundang untuk wawancara user sebagai Business Intelligence
Developer, atau dengan kata lain disebut sebagai Data Engineer, dengan
pekerjaan yang berkutat dengan ETL, database dan pernak-pernik lainnya. Hal
tersebut sudah cukup jauh dari ilmu statistika yang kudapatkan saat di bangku
perkuliahan dulu yang lebih condong untuk menganalisis data seperti Data
Scientist, dibandingkan menyiapkan sistem data yang siap untuk dianalisis.
Alhasil, tidak ada kabar selanjutnya yang mengindikasikan bahwa aku tidak cocok
dengan pekerjaan tersebut.
Seperti
halnya tes Data Scientist di Tokopedia, aku mendapatkan surel untuk mengikuti
tes Data Scientist di Bukalapak. Namun, kali ini, tidak melulu berkutat dengan
soal pemrograman, dan juga soal yang diberikan tidak melalui third-party seperti Hackerrank,
melainkan soal langsung yang dikirimkan melalui surel dalam bentuk pdf. Pada
dasarnya, ada tiga segmentasi soal yaitu: pemrograman, query dan analisis data. Tidak seperti tes Data Scientist di
Tokopedia di mana aku hanya mampu menjawab dua dari lima soal yang tersedia,
pada tes kali ini aku mampu menjawab semua soal dan mengumpulkannya via surel
di hari terakhir batas pengumpulan. Meskipun begitu, tidak ada kabar lanjutan,
entah karena posisi tersebut sudah terisi atau bagaimana.
Pada
akhirnya, aku pun ditakdirkan untuk memperdalam kemampuan data science di Mediatrac sebagai Data Engineer Scientist.
Secara non-spesifik, tujuanku di sini adalah meningkatkan kapasitas diri dari
segi teknikal maupun non-teknikal sehingga aku mampu melompat lebih jauh lagi
di masa depan. Pada dasarnya, perusahaan ini adalah wadah bagiku untuk
meningkatkan kemampuan pada: programming,
data science, statistics, problem solving, decision making, english,
interpersonal, communication, networking dan lain-lain. Di tahun 2018, aku
sudah siap untuk melompat lebih jauh, sebagai seorang ahli data yang memiliki
berjuta ide yang mampu memecahkan berbagai macam masalah di Indonesia maupun
dunia.
Nitty Gritty - Part II
Keterangan:
biru (tes/wawancara)
Date
|
Details
|
15 Juli 2016
|
Hengkang dari Lazada
|
16 Juli 2016
|
Merapat ke Depok, sebar CV terbaru ke Tokopedia, Bukalapak, BCA, dsb.
|
18 Juli 2016
|
Kembali ke kosan menggunakan Transjabodetabek (leadtime ~ 30 menit)
|
20 Juli 2016
|
Kirim lamaran ke Mediatrac (10.03)
|
20 Juli 2016
|
Panggilan dari Excite Indonesia sebagai Data Analyst (10.44)
|
20 Juli 2016
|
Panggilan dari Tokopedia sebagai Fraud Prevention Analyst (18.09)
|
21 Juli 2016
|
Tes tahap awal dari Hackerrank sebagai Data Scientist Tokopedia
|
22 Juli 2016
|
Wawancara HR Tokopedia sebagai Fraud
Prevention Analyst
|
22 Juli 2016
|
Panggilan dari Mediatrac untuk mengikuti uji coba minggu depan
|
23 Juli 2016
|
Merapat ke Depok, menyelesaikan soal Data Scientist Tokopedia
|
24 Juli 2016
|
Kembali ke kosan menggunakan Transjabodetabek (leadtime ~ 1 jam)
|
25 Juli 2016
|
Wawancara singkat dan uji coba di Mediatrac
|
27 Juli 2016
|
Panggilan dari OLX sebagai BI Developer (13.56)
|
28 Juli 2016
|
Wawancara user OLX (16.30)
|
29 Juli 2016
|
Presentasi hasil analisis, uji coba di Mediatrac
|
30 Juli 2016
|
Merapat ke Depok tanpa membawa laptop
|
31 Juli 2016
|
Kembali ke kosan menggunakan Transjabodetabek (leadtime ~ 20 menit)
|
1 Agustus 2016
|
Resmi menjadi bagian dari Mediatrac sebagai
Data
|
2 Agustus 2016
|
Mendapat undangan tes tahap awal Data Scientist Bukalapak
|
6 Agustus 2016
|
Mengumpulkan jawaban tes tahap awal Data Scientist Bukalapak
|
Waktu tunggu: 7 hari (dari tanggal uji coba),
14 hari (dari tanggal resmi)
Panggilan: Excite, Tokopedia, Mediatrac,
OLX, Aimia
Mengikuti: Tokopedia, Mediatrac, OLX,
Aimia
Gagal total: Traveloka, Bhinneka, BCA, dan
lain-lain
Berhasil: Mediatrac
0 comments:
Post a Comment