Followers

29 January 2016

Tagged under: , , ,

Kaleidoskop 2015: Part I


Tahun 2015 sudah berakhir sejak 29 hari yang lalu dan tahun 2016 perlahan memakan bulan-bulan waktuku. Bulan Januari akan segera berakhir. Waktu memang kejam dan berlalu sangat cepat. Oleh karena itu, aku pun harus mengingat betul akan tujuanku dan tetap melakukan aksi yang dapat mendekatkanku kepada tujuan tersebut. Di sini, aku akan menulis rekam jejak mengenai peristiwa di tahun 2015 yang telah kulalui. Bisa dibilang tahun 2015 merupakan tahun yang memberikan peranan besar dalam hidupku. Tahun 2015 memang benar-benar krusial dalam menentukan masa depanku ke depannya. Di tahun 2015, aku mencoba meningkatkan hobi membaca dan menulis. Selain itu, tahun 2015 merupakan penentuan bagiku untuk magang dan skripsi lebih cepat atau tidak.

Here it is, kaleidoskop 2015, rentetan kejadian-kejadian dalam hidupku pada tahun 2015. Aku menulis dengan tujuan untuk mengabadikan masa-masaku. Tulisan ini bakalan super panjang, bahkan bisa menjadi tulisan terpanjang di blog ini, soalnya kejadian-kejadian yang terjadi di tahun 2015 akan ditulis di sini. Bahkan, bisa dibuat satu buku kecil tahun 2015 atau 11 tulisan terpisah. Oleh karena itu, aku akan membaginya menjadi tiga bagian. Berikut ini garis besar secara keseluruhan mengenai kejadian-kejadian di tahun 2015.

PART I
  1. Transformation Holiday
  2. Pasca Liburan
  3. Tes TOEFL Dadakan
  4. Beli HP Baru
PART II 
  1. Olimpiade Nasional Statistika di Jogja
  2. National Statistics Competition di Malang
  3. Prom Night
PART III
  1. Magang di PT Pertamina RU VI Balongan
  2. 3rd Anniversary statunpad & 20th Anniversary of My Birthday
  3. Road of Skripsi
Transformation Holiday 
(Januari 2015 - Februari 2015)
Tahun 2015 dibuka dengan tahun baru (ya iyalah) dan seperti biasa semenjak aku kuliah, orang tuaku selalu ada di setiap tahun baru. Tahun baru 2013 (masih jaman maba) di kawasan Senayan, Jakarta dan berikutnya tahun 2014 hingga 2016 selalu di Bandung. Kala itu, kami menginap di Banana Inn dan jalan-jalan yang dilaksanakan pun adalah "shopping holiday" dengan berkunjung ke Pasar Baru dan Paris van Java serta berdiam diri di dalam hotel wkwkwk.

This photo had been taken by my sister at Holiday Inn
Liburanku di Palembang dihabiskan dengan berdiam diri di rumah, bermain DOTA dengan ditemani serta menemani one of the son of my cousin. Pada liburan kala itu, aku belajar banyak mengenai kehidupan ditinjau dari sisi psikologi dengan membaca berbagai macam artikel dan fenomena dalam ilmu psikolgi. Aku juga rutin melakukan strength training untuk meningkatkan daya tahan dan kesehatan tubuh, dengan diiringi musik-musik penyemangat. Selain itu, aku melakukan pertemuan kecil dengan teman lama dari mulai jenjang SD, SMP hingga SMA.
Play chess with one of the son of my cousin (checkmate dalam kurang lebih lima langkah wkwkwk)
Aku beserta teman SD dan teman SMP yang berada dalam satu jurusan yang sama (double-kill)
Aku beserta teman SMA (XII IPA 4, X.G, XII IPA 4)
Untuk mengisi liburanku, aku juga sempat menyumbang sedikit tenaga dalam acara Try Out SBMPTN yang diselenggarakan Ampera, perkumpulan mahasiswa Palembang yang kuliah di Unpad. Sebenarnya, masih banyak lagi aktivitas lain yang aku lakukan saat liburan seperti mencuci piring, pergi ke warung, dan sebagainya wkwkwkwk. Liburan kala itu merupakan liburan bagiku untuk melakukan instropeksi diri dan menganalisis kelemahanku yang harus kuperbaiki demi menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik.

Pasca Liburan
(Februari - Maret 2015)
Aku pulang ke tanah Jatinangor pada tanggal 14 Februari 2015 bersama salah satu teman sekampung halaman. Esok harinya, 15 Februari 2015, aku bersama teman-teman Palembang lainnya mengadakan pertemuan singkat sebagai salam perpisahan teman kami, Fahmi, yang akan berangkat ke Jepang dan tinggal di sana dalam kurun satu tahun dalam rangka mengikuti pertukaran pelajar. Seminggu setelahnya, 20 Februari 2015, orang tuaku kembali mengunjungi Bandung dan kali ini menginap di Holiday Inn. Free Writing resmi diluncurkan pada tanggal 22 Februari 2015 sebagai muara dari pembelajaran yang kuhadapi selama liburan. Aku pun termotivasi oleh buku 59 seconds karya Richard Wiseman yang menyatakan betapa pentingnya menulis rekaman kehidupan dalam menunjang tingkat emosi positif dalam tubuh.

Pertemuan kecil sekaligus salam perpisahan untuk Fahmi a.k.a. Kak Mik (paling kanan)
Pada tanggal 28 Februari 2015, akhirnya, aku bersama anak-anak Statistika Unpad 2012 mewujudkan wacana untuk berlibur dan bersenang-senang bersama setelah sekian lama tertunda. Akhirnya, destinasi yang terpilih adalah Pangalengan dan kegiatan yang cukup menantang adrenalin yang dilakukan adalah rafting. Ini merupakan pengalaman pertama bagiku untuk merasakan sensasi rafting, menuruni sungai berbukit-bukit yang mengalir deras dengan perahu karet.

Foto sebelum rafting bersama tim nomor sekian
Foto sebelum rafting bersama statunpad12
Pada tanggal 6 Maret 2015, aku yang biasanya menetap di Jatinangor, meluncur menuju Serpong dan menginap di hotel Atria bersama ibu dan kakakku. Ibuku ke sana dalam rangka mengemban tugas negara. Sedangkan aku dan kakakku melepas rindu, mengisi akhir minggu dan menjelajah wilayah baru. Kami bermain di pasar modern terdekat yang bernama Sumarecon. Pasar modern tersebut terlihat sangat luas dan megah dibandingkan pasar-pasar modern lain yang aku lihat. Begitu pula dengan wilayah di sana, dengan jalan boulevard yang luas serta tidak padat, sangat kontras dengan Jakarta. Untuk memiliki rumah di sana tentu saja membutuhkan uang bermilyar-milyaran rupiah. Kala itu, kakakku memutuskan untuk membeli HP baru secara online. Kejadian tersebutlah yang mendorongku untuk melakukan pembelian online hingga saat ini.

Sarapan pagi di Serpong, full of serenity and space
Hal di atas adalah kisah-kisahku pasca liburan usai. Dalam kurun waktu empat minggu, intensitas keluar dari Jatinangor sangat tinggi yaitu secara berturut-turut ke Bandung, Bandung lagi, Pangalengan dan Serpong. Sedikit intermezo, menurut hipotesis dan mitos-mitos yang kubuat, IP semesterku akan semakin tinggi apabila aku memiliki intensitas keluar dari Jatinangor yang tinggi. Hal itu terbukti dari IP semester 1 yang merupakan IP tertinggi, mencapai 88,75%. Pada saat semester 1, aku memang sangat sering keluar dari Jatinangor dengan cara pergi ke Bogor, Palembang (pulkam lebaran haji), Jakarta, Depok dan berkali-kali ke Bandung. Hal ini juga berlaku untuk semester 6 dengan IP yang mencapai 87,50% dan merupakan IP kedua tertinggi setelah IP semester 1. Untuk IP semester lainnya, intensitas keluar dari Jatinangor sangatlah sedikit. Itulah mengapa IP semester lainnya hanya berkisar di angka 67,50% hingga 79,50%.
  
Tes TOEFL Dadakan
(14 Maret 2015 - 15 Maret 2015)
Aku terakhir kali mengikuti tes TOEFL sebelumnya saat SMA kelas 1 (tahun 2010) dan nilai yang kuperoleh pun sangat mengenaskan dan tidak memenuhi syarat minimum 450. Nilai yang kudapatkan berada tiga angka di bawah syarat minimum yaiyu 447. Lima tahun kemudian, tahun 2015, aku kembali mencoba mengikuti tes TOEFL secara tidak sengaja. Aku tidak tahu secara persis bagaimana aku terjerumus untuk mengikuti tes TOEFL yang dilaksanakan lembaga bahasa Unpad. Yang pasti, hanya aku dan satu temanku, Rizky, laki-laki statunpad12 yang mengikuti tes TOEFL kala itu. Entahlah, siapa duluan yang mengajak dia atau aku.

Tes dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2015 dan sehari sebelumnya kami mengikuti seminar dan tips-tips dalam menghadapi TOEFL. Sesungguhnya, tes ini tidak bisa dikatakan TOEFL, yang berasal dari institusi resmi ETS. Tes ini hanyalah untuk menguji dan mengukur kemampuan semata. TOEFL yang sah secara internasional adalah TOEFL iBT yang biaya tesnya berjuta-juta rupiah. Sedangkan kami hanya membayar 75 ribu rupiah untuk mengikuti tes ini. Tulisan mengenai TOEFL akan kubahas lebih lanjut dalam tulisan lainnya.

Aku mengikuti tes ini tanpa belajar sama sekali, sama halnya seperti tes TOEFL dari lembaga bahasa Unsri yang aku lakukan 5 tahun lalu. Nilai yang kudapatkan dalam tes ini pun mendapatkan peningkatan 63 poin dibandingkan dengan 5 tahun yang lalu yaitu 510. Menurutku, hasil tersebut sudah lumayan dalam ruang lingkup bahasa Inggris di dalam negeri. Namun untuk ruang lingkup bahasa Inggris di luar negeri, aku harus berusaha lebih ekstra untuk menyentuh angka 550 ke atas. Aku yakin mampu mendapatkan skor yang lebih tinggi apabila persiapan yang kulakukan sudah matang.

Bukan TOEFL, tapi ELT

Meskipun hanya tes semata, hasil tes ini bisa kugunakan sebagai syarat melamar pekerjaan yang mensyaratkan adanya TOEFL. Meskipun bukan TOEFL asli namun setidaknya dalam ruang lingkup nasional dan melamar pekerjaan dalam negeri, menurutku hasilnya bisa dijadikan sebagai bukti kalau aku bisa berbahasa Inggris. Ke depannya, aku mematok angka 550 ke atas bahkan menyentuh angka 600. Aku pun mempersiapkan diri untuk mengikuti TOEFL iBT resmi dari ETS. Untuk menyentuh angka 600, aku harus mendapatkan skor sebesar 98/120 dalam konversinya ke skor TOEFL iBT.


Beli HP Baru
(17 Maret 2015 - 20 Maret 2015)
Nampaknya, aku sedikit terpengaruh dengan kejadian yang ditimpa kakakku pada tulisan di atas sebelumnya. Dia membeli HP secara online dan hal tersebut memengaruhiku untuk membeli HP baru juga. Untuk cerita lengkap mengenai HP baru yang kubeli beserta sejarahku mengganti-ganti HP dapat dilihat dalam tulisan ini. Aku terkesan membeli HP ini secara mendadak dan tanpa pemikiran yang benar-benar matang. Itulah mengapa, apabila aku ingin mengganti HP baru lagi, aku sudah menentukan tanggal minimal agar aku bisa mengganti lagi yaitu 5 tahun pasca aku mengganti HP ini atau pada tanggal 20 Maret 2020. Soalnya, HP sebelumnya hanya berumur 2 tahun, teknologi memang benar-benar berkembang pesat.

Kontrak kerja dengan OPO hingga 20 Maret 2020, sekarang sudah berumur 303 hari, masih tersisa 1522 hari
Bukan hanya itu, aku pun jadi tertarik untuk melakukan pembelian online yang berawal dari belanja online di situs Lazada hingga akhirnya konsisten belanja online di Tokopedia. Jika dihitung-hitung, mungkin sudah berjuta-juta uang yang aku habiskan untuk belanja online selain membeli HP di atas. Industri e-commerce memang sangat mewabah di tahun 2015 ini dan aku adalah salah satu korbannya. Belanja online memang sangat praktis terutama untuk orang yang malas keluar survei ke toko seperti diriku ini. Mungkin ke depannya, aku akan menulis tulisan khusus mengenai belanja online dan berapa juta uang yang sudah kuhabiskan dari situ beserta rincian biaya pengirimannya.

Continued here





0 comments: